بسم الله الرحمن الرحيم
مقدمة
الحمد لله نحمده ونستعينه
ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن
يضلل فلا هادي له. وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله
عليه وعلى آله وسلم تسليما كثيرا، ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾، ﴿يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾، ﴿يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا﴾. أما بعد:
فإن
خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، وشر
الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة.
kita diciptakan dan dihadirkan di dunia bukanlah
untuk main-main, ataupun banyak mengobrol, ataupun menghabiskan waktu dengan
nongkrong di internet.
Alloh
ta'ala berfirman:
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
[المؤمنون/115]
"Maka apakah kalian mengira bahwasanya
kami menciptakan kalian untuk kesia-siaan belaka, dan bahwasanya kalian tak
akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al Mukminun: 115).
Justru kita semua diciptakan untuk suatu amanah
yang agung, yang banyak makhluk yang perkasa takut untuk memikulnya. Alloh
ta'ala berfirman:
إِنَّا
عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ
أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ
ظَلُومًا جَهُولًا * لِيُعَذِّبَ الله الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ
وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ الله عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ الله غَفُورًا رَحِيمًا
"Sesungguhnya Kami
telah menawarkan amanah ini kepada langit-langit, bumi dan gunung-gunung, tapi
semuanya enggan untuk memikulnya dan takut terhadapnya. Dan amanah itu dipikul
manusia. Sesungguhnya dia itu sangat zholim lagi sangat bodoh. Ini Alloh
lakukan dalam rangka menyiksa para munafiq yang laki-laki maupun yang
perempuan, dan juga orang musrik yang laki-laki maupun yang perempuan, dan agar
Alloh menerima tobat orang-orang yang beriman yang laki-laki maupun yang
perempuan. Dan Alloh itu Ghofur (Maha Pengampun) dan Rohim (Maha Menyayangi
para hamba)." (QS. Al Ahzab: 72-73).
Al Imam Ibnu Katsir –rohimahulloh- setelah
menyebutkan beberapa pendapat tentang makna “amanah” di sini, beliau berkata:
هي متفقة
وراجعة إلى أنها التكليف، وقبول الأوامر والنواهي بشرطها، وهو أنه إن قام بذلك
أثيب، وإن تركها عُوقِبَ، فقبلها الإنسان على ضعفه وجهله وظلمه، إلا مَنْ وفق الله،
وبالله المستعان.
"Seluruh pendapat
ini tadi bertemu dan kembali kepada makna pembebanan, dan penerimaan perintah
dan larangan disertai dengan syaratnya. Syarat tersebut adalah: jika dia
melaksanakannya sebagaimana mestinya, maka dia akan diberi pahala. Tapi jika
dia meninggalkannya, maka dia akan dihukum. Maka manusia menerima amanah tadi
dalam keadaan dia itu lemah, bodoh, dan zholim, kecuali orang yang diberi
taufiq oleh Alloh ta'ala. Hanya kepada Alloh sajalah kita mohon
pertolongan." ("tafsirul Qur'anil 'Azhim"/6/hal. 489).
Dan beban syariat kembali kepada makna ibadah,
yang untuk itu kita diciptakan. Alloh ta'ala berfirman:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [الذاريات/56]
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar
mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz Dzariyat: 56).
Dunia ini merupakan medan ujian untuk membuktikan siapakah yang
terbaik amalannya. Alloh ta'ala berfirman:
إِنَّا
جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ
عَمَلًا [الكهف/7]
"Dan sungguh kami
menjadikan apa saja yang di atas bumi itu sebagai perhiasan untuk kami menguji
mereka siapakah yang terbaik amalannya." (QS. Al Kahfi: 7).
Dan
sungguh ujian itu amat dahsyat, berhasil memisahkan orang yang jujur dan yang
tidak jujur dalam memikul amanah tadi. Alloh ta'ala berfirman:
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ * وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ الله
الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ [العنكبوت/2، 3]
"Apakah manusia mengira bahwasanya mereka itu dibiarkan
mengatakan "Kami beriman" dalam keadaan mereka itu tidak diuji?
Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka sebelum mereka sehingga
Alloh mengetahui orang-orang yang jujur dan mengetahui para pendusta."
(QS. Al 'Ankabut: 2-3).
Al
Imam Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- berkata:
البلايا
تظهر جواهر الرجال وما أسرع ما يفتضح المدعي
"Ujian dan cobaan itu akan menampakkan jati diri
orang-orang. Maka alangkah cepatnya orang yang mengaku-aku itu terbongkar
keasliannya." ("Badai'ul Fawaid"/3/hal. 751).
Dan dengan ujian beban syariat dengan berbagai
konsekuensinya tadi terpisahlah manusia menjadi tiga kelompok: Mukminin,
Munafiqin, dan Musyrikin. Kaum Mukminin dikarenakan kesetiaan mereka kepada
Alloh, maka merekapun mendapatkan rohmat-Nya. Dan rohmat yang terbesar adalah
ridho Alloh dan Jannah-Nya. Memang jarang ada yang sempurna dalam melaksanakan
amanah tadi. Tapi Alloh telah menyiapkan ampunan-Nya buat para Mukminin yang
punya usaha untuk memenuhi tugasnya.
Adapun kaum Musyrikin, dikarenakan pembangkangan
mereka terhadap amanah dari Alloh tadi, maka merekapun disiksa. Demikian pula
para Munafiqin yang secara lahiriyah mengaku bersama Mukminin, tapi secara
batiniyah justru bersama Musyrikin. (lihat kembali tafsir Ibnu Katsir, dan
lainnya terhadap akhir surat
Al Ahzab).
Jadi kesimpulannya: kita diciptakan
untuk beribadah kepada Alloh ta'ala, baik itu berupa amalan hati, lisan ataupun
anggota badan. Ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rohimahulloh- dalam bab
ini telah terkenal.
Dan amalan yang terbesar adalah:
Iman kepada Alloh 'Azza Wajalla. Abu Huroiroh -rodhiyallohu 'anhu- berkata:
سئل رسول الله -صلى الله
عليه وسلم-: أي الأعمال أفضل؟ قال: «إيمان بالله». قال: ثم ماذا؟ قال: «الجهاد فى
سبيل الله». قال: ثم ماذا؟ قال: «حج مبرور».
“Rosululloh
-shollallohu 'alaihi wasallam- ditanya: “Amalan apakah yang paling utama?”
Beliau menjawab,”Iman kepada Alloh.” Lalu penanya berkata,”Lalu apa?”
beliau bersabda: “Jihad di jalan Alloh.” Lalu penanya berkata,”Lalu apa?”
beliau bersabda: “Haji yang diterima.” (HR. Al Bukhory dan Muslim).
Lalu perlu kita ketahui bersama bahwasanya
keimanan seseorang itu itu tidak sempurna sampai dia itu mencintai sesuatu
karena Alloh, dan membenci pun karena Alloh. Rosululloh -shollallohu ‘alaihi
wasallam- bersabda:
«
من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان ».
“Barangsiapa
mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh, memberi karena Alloh, dan
menahan pemberian karena Alloh, maka sungguh dia telah menyempurnakan
keimanannya.” (HR. Abu Dawud (4/354), Al Imam Al Albany -rohimahullohu-
berkata: shohih dengan gabungan jalannya. (“Ash Shohihah” no. 380)).