بسم الله الرحمن الرحيم
Hukum Membaca Mushhaf Di Dalam Sholat Malam
Pertanyaan:
apa hukum membaca mushhaf di dalam sholat malam?
Maka
jawabannya dengan memohon pertolongan pada Alloh semata:
Kami tidak
menasihati yang demikian itu karena membaca mushhaf di dalam sholat terkadang
membuat sibuk dan mengurangi kekhusyu’an dalam sholat. Abdulloh bin Mas’ud
rodhiyallohu ‘anh berkata:
كنت أسلم على النبي صلى الله عليه وسلم وهو
في الصلاة فيرد علي فلما رجعنا سلمت عليه فلم يرد علي وقال إن في الصلاة لشغلا.
“Dulu saya mengucapkan salam pada Nabi shollallohu ‘alaihi
wasallam dalam keadaan beliau sholat, lalu beliau menjawab salam saya. Ketika
kami pulang (dari Habasyah), saya mengucapkan salam pada beliau, tapi beliau
tidak menjawab salam saya. Dan beliau bersabda: “Sesungguhnya di dalam sholat
itu benar-benar ada kesibukan.” (HR. Al Bukhoriy (1216)).
Dan boleh
jadi orang yang sholat tadi sibuk dengan membuka-buka halaman mushhaf, atau ada
angin dari kipas yang membolak-balikkan lembarannya sehingga membingungkan
dirinya.
Dan juga
bertopang pada mushhaf di dalam sholat itu terkadang menyebabkan Muslimin malas
menghapal Al Qur’an, dan itu tidak pantas.
Tapi jika
memang diperlukan maka tidak apa-apa. Hal itu juga dilakukan oleh sebagian
Salaf.
Al Qosim
rohimahulloh berkata:
كان يؤم عائشة عبد يقرأ في المصحف.
“Dulu Aisyah diimami seorang hamba sahaya dengan membaca
mushhaf.” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonnaf”
(7216)/shohih).
Ibnu Abi
Mulaikah rohimahulloh berkata:
أن عائشة أعتقت غلاما لها عن دبر فكان يؤمها
في رمضان في المصحف.
“Bahwasanya Aisyah menjanjikan memerdekakan seorang hamba
jika beliau meninggal. Hamba tadi mengimami beliau di bulan Romadhon denan
membaca mushhaf.” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonnaf”
(7217)/shohih).
Muhammad bin
Sirin rohimahulloh berkata:
عن عائشة ابنة طلحة انها كانت تأمر غلاما أو
إنسانا يقرأ في المصحف يؤمها في رمضان.
Dari ‘Aisyah binti Tholhah, bahwasanya dirinya memerintahkan
seorang hamba atau orang lain untuk membaca mushhaf sambil mengimami dirinya di
bulan Romadhon.” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonnaf”
(7218)/shohih).
Dari
Syu’bah:
عن الحكم في الرجل يؤم في رمضان يقرأ في المصحف
رخص فيه.
“Dari Al Hakam tentang
seseorang yang mengimami di bulan Romadhon sambil membaca mushhaf, beliau
memberikan keringanan untuk perbuatan itu.” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah
dalam “Al Mushonnaf” (7219)/shohih).
Al
Imam Muqbil bin Hadi Al Wadi’iy rohimahulloh ditanya: “Saya sholat mengimami
orang-orang, dan tidak ada orang setelah saya yang hapal Al Qur’an. Maka apakah
boleh orang lain membuka mushhaf dan mengikuti bacaan saya? Dan itu adalah di
sholat tarowih.”
Maka
beliau menjawab: “Untuk lafazh BOLEH, kami tidak mampu untuk mengatakan TIDAK
BOLEH. Karena Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda di dalam hadits Ibnu
Mas’ud dalam “Shohih”:
إن في الصلاة لشغلا.
“Sesungguhnya di dalam sholat itu
benar-benar ada kesibukan.”
Dan Alloh berfirman:
﴿وقوموا
لله قانتين﴾
“Dan berdirilah kalian untuk
Alloh dalam keadaan tunduk khusyu’.”
Yaitu: merunduk dan hina.
Maka membawa mushhaf itu termasuk
kesibukan. Yang penting sholatnya adalah sah tapi makruh. Dan Alloh lebih tahu.
Maka kami menasihati untuk tidak melakukan itu.”
(selesai dari kaset “Kaifa
Nastaqbil Romadhon”/dari “Fatawal Imam Muqbil Al Wadi’iy”).
Dan
Fadhilatu Syaikhina Yahya bin Ali Al Hajuriy hafizhohulloh ditanya: “Di tempat
kami ada seorang imam yang mengimami orang-orang dalam sholat ‘isya dan tarowih
di bulan Romadhon dari mushhaf, apakah boleh dia melakukan yang demikian itu?
Maka
beliau hafizhohulloh menjawab: “Lebih baik dia tidak membaca dari mushhaf. Ibnu
Hazm berdalilkan akan terlarangnya hal itu dengan sabda Nabi shollallohu
‘alaihi wasallam:
إن في الصلاة لشغلا.
“Sesungguhnya di dalam sholat itu
benar-benar ada kesibukan.”
Orang
yang membaca dari mushhaf akan tersibukkan. Maka lebih utama untuk sang imam
itu membaca semampunya. Alloh ta’ala berfirman:
﴿فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ﴾ ] المزمل: 20[.
“Maka bacalah apa yang mudah dari
Al Qur’an.”
Ini di dalam tarowih, bersamaan
dengan bahwasanya sebagian Shohabat melakukan itu, dia membaca dari mushhaf di
dalam tarowih.
Adapun di dalam sholat-sholat
wajib, maka tidak ada seorangpun dari mereka sholat dengan memakai mushhaf,
maka perbuatannya itu adalah MUHDATS (bid’ah).
(selesai dari “Asilatu
Ahlissunnah Bi Taribah Saiun”/”Al Kanzuts Tsamin”).
والله تعالى أعلم بالصواب.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar