Label

Jumat, 25 September 2015

Kata Pengantar Pemilik Situs

بسم الله الرحمن الرحيم

مقدمة


الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليما كثيرا، ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾، ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾، ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾. أما بعد:
            فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة.

kita diciptakan dan dihadirkan di dunia bukanlah untuk main-main, ataupun banyak mengobrol, ataupun menghabiskan waktu dengan nongkrong di internet.
Alloh ta'ala berfirman:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ [المؤمنون/115]
"Maka apakah kalian mengira bahwasanya kami menciptakan kalian untuk kesia-siaan belaka, dan bahwasanya kalian tak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al Mukminun: 115).
Justru kita semua diciptakan untuk suatu amanah yang agung, yang banyak makhluk yang perkasa takut untuk memikulnya. Alloh ta'ala berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا * لِيُعَذِّبَ الله الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ الله عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ الله غَفُورًا رَحِيمًا
 "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah ini kepada langit-langit, bumi dan gunung-gunung, tapi semuanya enggan untuk memikulnya dan takut terhadapnya. Dan amanah itu dipikul manusia. Sesungguhnya dia itu sangat zholim lagi sangat bodoh. Ini Alloh lakukan dalam rangka menyiksa para munafiq yang laki-laki maupun yang perempuan, dan juga orang musrik yang laki-laki maupun yang perempuan, dan agar Alloh menerima tobat orang-orang yang beriman yang laki-laki maupun yang perempuan. Dan Alloh itu Ghofur (Maha Pengampun) dan Rohim (Maha Menyayangi para hamba)." (QS. Al Ahzab: 72-73).
Al Imam Ibnu Katsir –rohimahulloh- setelah menyebutkan beberapa pendapat tentang makna “amanah” di sini, beliau berkata:
هي متفقة وراجعة إلى أنها التكليف، وقبول الأوامر والنواهي بشرطها، وهو أنه إن قام بذلك أثيب، وإن تركها عُوقِبَ، فقبلها الإنسان على ضعفه وجهله وظلمه، إلا مَنْ وفق الله، وبالله المستعان.
 "Seluruh pendapat ini tadi bertemu dan kembali kepada makna pembebanan, dan penerimaan perintah dan larangan disertai dengan syaratnya. Syarat tersebut adalah: jika dia melaksanakannya sebagaimana mestinya, maka dia akan diberi pahala. Tapi jika dia meninggalkannya, maka dia akan dihukum. Maka manusia menerima amanah tadi dalam keadaan dia itu lemah, bodoh, dan zholim, kecuali orang yang diberi taufiq oleh Alloh ta'ala. Hanya kepada Alloh sajalah kita mohon pertolongan." ("tafsirul Qur'anil 'Azhim"/6/hal. 489).
Dan beban syariat kembali kepada makna ibadah, yang untuk itu kita diciptakan. Alloh ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ  [الذاريات/56]
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz Dzariyat: 56).
Dunia ini merupakan medan ujian untuk membuktikan siapakah yang terbaik amalannya. Alloh ta'ala berfirman:
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا  [الكهف/7]
 "Dan sungguh kami menjadikan apa saja yang di atas bumi itu sebagai perhiasan untuk kami menguji mereka siapakah yang terbaik amalannya." (QS. Al Kahfi: 7).
Dan sungguh ujian itu amat dahsyat, berhasil memisahkan orang yang jujur dan yang tidak jujur dalam memikul amanah tadi. Alloh ta'ala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ * وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ الله الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ [العنكبوت/2، 3]
"Apakah manusia mengira bahwasanya mereka itu dibiarkan mengatakan "Kami beriman" dalam keadaan mereka itu tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka sebelum mereka sehingga Alloh mengetahui orang-orang yang jujur dan mengetahui para pendusta." (QS. Al 'Ankabut: 2-3).
Al Imam Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- berkata:
البلايا تظهر جواهر الرجال وما أسرع ما يفتضح المدعي
"Ujian dan cobaan itu akan menampakkan jati diri orang-orang. Maka alangkah cepatnya orang yang mengaku-aku itu terbongkar keasliannya." ("Badai'ul Fawaid"/3/hal. 751).
Dan dengan ujian beban syariat dengan berbagai konsekuensinya tadi terpisahlah manusia menjadi tiga kelompok: Mukminin, Munafiqin, dan Musyrikin. Kaum Mukminin dikarenakan kesetiaan mereka kepada Alloh, maka merekapun mendapatkan rohmat-Nya. Dan rohmat yang terbesar adalah ridho Alloh dan Jannah-Nya. Memang jarang ada yang sempurna dalam melaksanakan amanah tadi. Tapi Alloh telah menyiapkan ampunan-Nya buat para Mukminin yang punya usaha untuk memenuhi tugasnya.
Adapun kaum Musyrikin, dikarenakan pembangkangan mereka terhadap amanah dari Alloh tadi, maka merekapun disiksa. Demikian pula para Munafiqin yang secara lahiriyah mengaku bersama Mukminin, tapi secara batiniyah justru bersama Musyrikin. (lihat kembali tafsir Ibnu Katsir, dan lainnya terhadap akhir surat Al Ahzab).
            Jadi kesimpulannya: kita diciptakan untuk beribadah kepada Alloh ta'ala, baik itu berupa amalan hati, lisan ataupun anggota badan. Ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rohimahulloh- dalam bab ini telah terkenal.
            Dan amalan yang terbesar adalah: Iman kepada Alloh 'Azza Wajalla. Abu Huroiroh -rodhiyallohu 'anhu- berkata:
سئل رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: أي الأعمال أفضل؟ قال: «إيمان بالله». قال: ثم ماذا؟ قال: «الجهاد فى سبيل الله». قال: ثم ماذا؟ قال: «حج مبرور».
“Rosululloh -shollallohu 'alaihi wasallam- ditanya: “Amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab,”Iman kepada Alloh.” Lalu penanya berkata,”Lalu apa?” beliau bersabda: “Jihad di jalan Alloh.” Lalu penanya berkata,”Lalu apa?” beliau bersabda: “Haji yang diterima.” (HR. Al Bukhory dan Muslim).
Lalu perlu kita ketahui bersama bahwasanya keimanan seseorang itu itu tidak sempurna sampai dia itu mencintai sesuatu karena Alloh, dan membenci pun karena Alloh. Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda:
« من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان ».
“Barangsiapa mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh, memberi karena Alloh, dan menahan pemberian karena Alloh, maka sungguh dia telah menyempurnakan keimanannya.” (HR. Abu Dawud (4/354), Al Imam Al Albany -rohimahullohu- berkata: shohih dengan gabungan jalannya. (“Ash Shohihah” no. 380)).